Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2017

Masih Kah?

Selalu Kupandangmu dengan senyummu Senyum menyungging di rautku Selalu Kaupandang diriku Garis bahagia itu lenyap darimu Kubilang asal kau bahagia Hati kecilku pun gembira Tapi itu hanya tabir Atas keegoisanku Akhirnya hanya aku aku sendiri yang bahagia Yang tertinggal hanya angan Masih melayang di pelupuk mata Apa kau terus tega merampas satu-satunya hal yang kupunya?

Hak Asasi

Orang seringkali bersembunyi di balik tungkai Hak Asasi untuk melakukan hal seenak udelnya. Menurut A. Mustofa Bisri, Indonesia sedang dimabuk Hak Asasi. Seperti kalau diibaratkan, burung yang dari sangkar,kemudian dilepaskan ke ruangan. Burungnya bakal terbang gak terarah nabrak-nabrak dinding. Menunggu hingga si burung ini stabil yang entah kapan. Cak Nun (Emha Ainun Nadjib) dalam Markesot Bertutur (1993), dengan ciamik menggambarkan begini, Hak Asasi itu letaknya seperti burung (lagi-lagi burung 😁) yang dibebaskan dan ia tau diperbolehkan Tuhan untuk terbang setinggi ia mau. Tapi, ada entitas lain berupa Matahari, burung-burung itu akan terpanggang bila menuruti 'hak asasi' mereka untuk terbang tinggi. Batas-batas itu lah yang kita sebut Agama, agar Hak Asasi tidak malah meracuni kita. Akhir kalam. Silahkan melakukan eksploitasi hak asasi kalian. Tapi ingat, seperti Zakat bahwa ada hak orang lain di dalam hak kita. Tabik, RKR Masyarakat Maiyah 'Virtual'